Mukaddimah Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Mukaddimah Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala (tamannya orang-orang yang berakal dan tamasyanya orang-orang yang mempunyai keutamaan) karya Abu Hatim Muhammad ibnu Hibban al Busty rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 19 Syawwal 1439 H / 04 Juli 2018 M
Kajian Tentang Mukaddimah Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala
Imam Ibnu Hibban hidup pada abad ke-4 hijriyah. Beliau mengatakan bahwa dizaman itu telah terlihat perubahannya bagi orang yang berkal. Itu dizaman beliau. Bagaimana dizaman sekarang dimana fitnah, kebodohan dan berbagai macam penyimpangan pun merajalela. Beliau mengatakan bahwa telah tampak kepada orang yang berkal perubahan zaman. Dimana yang tadinya ilmu banyak sudah mulai kering. Yang tadinya cabang-cabangnya terlihat hijau ramun sekarang sudah mulai kering juga. Dizaman itu muncul beberapa kaum yang mengaku bahwa mereka mempunyai akal yang cerdas. Mereka menggunakan sesuatu yang mereka anggap bisa mencerdaskan dan mematangkan akal namun berbentuk syahwat yang ada dihati mereka. Mereka menganggap bahwa akal semakin mulia.
Seperti halnya dizaman sekarang. Pengertian orang berakal dimasa sekarang berbeda dengan pengertian orang berakal orang-orang terdahulu. Dizaman sekarang ini orang berakal, orang yang cerdas adalah yang pandai matematika, orang yang mempunyai gelar, bisa sekolah diluar negeri dan lainnya. Akhirnya merekalah yang dianggap sebagai orang yang berakal dan cerdas.
Sebagian orang yang mengaku dirinya ulama juga ikut-ikutan kepada orang-orang seperti itu. Banyak orang juga yang menganggap orang seperti ini hebat. Inilah yang menyebabkan ditulisnya Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala yang mengandung makna yang sangat lembut dan halus yang dibutuhkan oleh orang-orang yang ingin berakal dihari-hari mereka. Maka kitab ini sangat penting sekali.
Manusia diberikan oleh Allah akal. Akal tidak akan pernah sempurna kecuali dengan sesuatu yang menyempurnakan akal tersebut.
Lalu siapkah hakikat orang yang cerdas dan berakal itu?
Imam Ibnu Hibban membawakan sebuah hadits. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الله يحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang buruk.” (HR. Ibnu Hibban)
Berarti kewajiban kita adalah bagaimana mencari akhlak yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi akhlak buruk yang tidak disukai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Tentang Mukaddimah Kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/31624-mukaddimah-kitab-raudhatul-uqala-wa-nuzhatul-fudhala/